Selasa, 04 September 2012

SISTEM PEMBIAYAAN KESEHATAN PADA ERA DESENTRALISASI

Sabtu, 31 Maret 2012

Perundangan (Introduction)

Halaman “Perundangan” ini memuat berbagai kebijakan lingkup nasional, meliputi Undang-Undang, Peraturan Pemerintah/InstruksiPresiden, dan Peraturan/Keputusan Menteri. Pengelompokan kebijakan dalam halaman ini sesuai dengan strata kebijakan yang dikenal, yaitu: kebijakan umum, kebijakan pelaksanaan, dan kebijakan teknis. Kebijakan umum berada pada level strategis, sebab itu lebih banyak  berkenaan dengan isu-isu  yang mengandung hal-hal  yang  berdampak luas, mempunyai risiko yang besar dan meliputi jangka yang panjang. Kebijakan pelaksanaan adalah kebijakan yang menjabarkan kebijakan umum, dan Kebijakan teknis adalah kebijakan operasional yang berada di bawah kebijakan pelaksanaan. Secara umum dapat disebutkan bahwa kebijakan umum adalah kebijakan tingkat pertama, kebijakan pelaksanaan adalah kebijakan tingkat ke dua, dan kebijakan teknis adalah kebijakan tingkat ke tiga.

Jumat, 02 Maret 2012

Indikator Pembangunan (introduction)

Pembangunan senantiasa menimbulkan dampak, baik positif maupun negatif. Indikator merupakan variabel yang mengindikasi suatu keadaan yang membantu kita dalam mengukur perubahan-perubahan yang terjadi dari  waktu ke waktu. Dikenal 3 jenis indikator: (1) indikator berbentuk absolut, adalah indikator yang hanya berupa pembilang saja atau jumlah dari suatu kejadian; (2) indikator berbentuk proporsi adalah indikator yang nilai resultantenya dinyatakan dalam persen karena pembilangnya merupakan bagian dari penyebut; (3) indikator berbentuk angka atau rasio. Indikator berbentuk angka adalah indikator yang menunjukkan frekuensi dari suatu kejadian selama priode tertentu. Indikator berbentuk rasio adalah indikator yang pembilangnya (numerator) bukan merupakan bagian dari penyebut (denominator).  Halaman ini memuat indikator ekonomi dan indikator sosial..

Pencegahan Kanker Leher Rahim dan Kanker Payudara

Kanker merupakan penyebab kematian nomor 7 (5,7%) setelah stroke, TB, hipertensi, cedera, perinatal, dan DM (Riskesdas, 2007). Kanker payudara dan kanker leher lahim merupakan jenis kanker yang terbanyak dijumpai di Indonesia.
Berdasarkan data Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) tahun 2007, kanker payudara menempati urutan pertama pada pasien rawat inap di seluruh RS di Indonesia (16,85%), disusul kanker leher rahim (11,78%). 
Gejala permulaan kanker  sering tidak disadari atau dirasakan dengan jelas oleh penderita sehingga banyak penderita yang berobat  dalam keadaan lanjut. Hal inilah yang menyebabkan tingginya angka kematian kanker tersebut. Padahal, pada stadium dini kematian akibat kanker masih dapat dicegah.
“Buku Saku Pencegahan Kanker Leher Rahim dan Kanker Payudara” yang disusun oleh Direktorat Pengendalian Penyakit Tidak Menular Ditjen P2PL Depkes RI (2009) ini bertujuan untuk memberikan informasi kepada masyarakat tentang faktor-faktor risiko kanker leher rahim dan kanker payudara yang harus dihindari serta deteksi dini yang harus dilakukan, sehingga masyarakat dapat berperan secara aktif dalam upaya pencegahan kanker leher rahim dan kanker payudara.

Klik tombol 'MediaFire"untuk mendownload
Photobucket

Kamis, 01 Maret 2012

Tahapan, Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Renbangda

Klik Tombol "Mediafire" Untuk Mengunduh
Photobucket

Rabu, 29 Februari 2012

Indikator Pendidikan

Pendidikan merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan kecerdasan dan  keterampilan  manusia,  sehingga  kualitas  sumber  daya  manusia  sangat tergantung dari kualitas pendidikan. Pentingnya pendidikan tercermin dalam UUD 1945 yang mengamanatkan, bahwa pendidikan merupakan hak setiap warga Negara yang bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa. Sejauh mana amanat ini dilaksanakan dapat tercermin dari perkembangan  kemajuan  indikator-indikator pendidikan.
Indikator yang dapat mengindikasikan tingkat keberhasilan pembangunan pendidikan antara lain:
1. Angka  partisipasi  pendidikan,  yang  mengindikasikan  tingkat  partisipasi penduduk dalam mengakses program pendidikan, yang terdiri dari:
·   Angka Partisipasi Sekolah (APS)
APS didefinisikan sebagai perbandingan antara jumlah murid kelompok usia sekolah tertentu yang bersekolah pada berbagai jenjang pendidikan dengan penduduk kelompok usia sekolah yang sesuai dan dinyatakan dalam persentase. APS mengindikasikan seberapa besar akses dari penduduk usia sekolah dapat menikmati pendidikan formal di sekolah. Makin tinggi APS berarti makin banyak anak usia sekolah yang bersekolah di suatu daerah. Nilai ideal APS = 100 % dan tidak akan terjadi lebih besar dari 100 %, karena murid usia sekolah dihitung dari murid yang ada di semua jenjang pendidikan pada suatu daerah.
·    Angka Partisipasi Murni (APM)
APM dedefinisikan sebagai perbandingan antara jumlah siswa kelompok usia sekolah pada jenjang pendidikan tertentu dengan penduduk usia sekolah yang sesuai dan dinyatakan dalam persentase. APM mengindikasikan proporsi anak usia sekolah yang dapat bersekolah tepat waktu.
Semakin tinggi APM berarti banyak anak usia sekolah yang bersekolah di suatu daerah pada tingkat pendidikan tertentu. Nilai ideal APM = 100 %  
·    Angka  Partisipasi  Kasar  (APK)
APK didefinisikan sebagai perbandingan antara jumlah murid pada jenjang pendidikan tertentu (SD, SLTP, SLTA dan sebagainya) dengan penduduk kelompok usia sekolah yang sesuai dan dinyatakan dalam persentase. Angka APK  ini  bisa lebih besar dari 100 persen karena populasi murid yang bersekolah di suatu jenjang pendidikan, mencakup anak diluar batas usia sekolah pada jenjang pendidikan yang bersangkutan. Secara umum, APK  digunakan  untuk  mengukur  keberhasilan  program  pembangunan pendidikan yang diselenggarakan dalam rangka memperluas kesempatan bagi penduduk untuk mengenyam pendidikan.
2. Rasio  murid  dan  kelas/sekolah  yang  mengindikasikan seberapa jauh jumlah kelas/sekolah telah mencukupi kebutuhan.
Keterangan:
Usia sekolah menurut jenjang pendidikan:
Tingkat Sekolah Dasar (SD): Kelompok usia 7–12 tahun
Tingkat Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP): Kelompok usia 13–15 tahun
Tingkat Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA): Kelompok usia 16–18 tahun

Millennium Development Goals (MDG)

Konferensi Tingkat  Tinggi (KTT) Milenium Perserikatan  Bangsa- Bangsa  (PBB) bulan September  tahun 2000 di New York yang sebagian besar diwakili  oleh  Kepala  Pemerintahan sepakat bahwa prioritas pembangunan dalam lima belas tahun ke depan mengadopsi  Tujuan Pembangunan  Milenium (Millennium Development Goals/MDG). MDG menempatkan pembangunan manusia  sebagai fokus utama pembangunan, memiliki tenggat waktu dan kemajuan yang terukur.
Tujuan pembangunan Milenium merupakan sebuah pendekatan yang inklusif dalam pemenuhan hak-hak dasar manusia, terdiri dari 8 tujuan (goals) dan dijabarkan kedalam 18 target dan 52 indikator terkait. Deklarasi Milenium ini menandai adanya perjuangan yang menitikberatkan  pada  hak-hak sosial, ekonomi, budaya  dan mendorong penguatan gerakan  global untuk menghapus kemiskinan.
Pemerintah Indonesia berkomitmen untuk mempercepat upaya pencapaian Millennium Development Goals (MDG) dengan diterbitkannya Instruksi Presiden (Inpres) No. 3 Tahun 2010 tentang Program Pembangunan yang Berkeadilan.
Goal 1 - Memberantas Kemiskinan Dan Kelaparan
  1. Proporsi penduduk yang hidup di bawah Garis Kemiskinan Nasional
  2. Proporsi penduduk hidup di bawah $.1 per hari.
  3. Kesenjangan kemiskinan (insiden x dalamnya kemiskinan).
  4. Kontribusi kuantil pertama penduduk berpendapatan ter-rendah terhadap konsumsi nasional.
  5. Prevalensi balita kurang gizi.
  6. Proporsi penduduk yang berada dibawah garis konsumsi minimum (2,100 kilo-kalori / kapita / hari).
Goal 2 - Mencapai Pendidikan Dasar Untuk Semua
  1. Angka Partisipasi Murni di Sekolah Dasar (7-12 tahun)
  2. Angka Partisipasi Murni SLP (13-15 thn) 
  3. Proporsi murid klas 1 yang berhasil mencapai klas 5 
  4. Proporsi murid klas 1 yang berhasil menamatkan SD. 
  5. Proporsi murid di kelas 1 yang berhasil menyelesaikan 9-tahun pendidikan dasar. 
  6. Angka melek huruf usia 15-24 tahun.
Goal 3 - Mendorong Kesetaraan Jender Dan Pemberdayaan Kaum Perempuan
  1. Rasio APM anak perempuan terhadap anak laki-laki di tingkat SD (7-12 tahun).
  2. Rasio APM anak perempuan terhadap anak laki-laki di tingkat SLP (13-15 tahun).
  3. Rasio anak perempuan terhadap anak laki-laki di tingkat SLA  (16-18 tahun).
  4. Rasio anak perempuan terhadap anak laki-laki di tingkat PT.
  5. Rasio melek huruf perempuan terhadap anak laki-laki (15-24 tahun).
  6. Kontribusi perempuan dalam kerja upahan di sektor non-pertanian
  7. Proporsi kursi DPR yang diduduki perempuan.
Goal 4 - Menurunkan Angka Kematian Anak
  1. Angka Kematian Balita (per 1.000 kelahiran hidup)
  2. Angka Kematian Bayi. 
  3. Proporsi anak yang di-imunisasi campak sebelum usia satu tahun. 
  4. Proporsi anak usia 12-23 bulan yang telah di-imunisasi campak. 
Goal 5 - Meningkatkan Kesehatan Ibu
  1. Angka Kematian Ibu (per 100.000 kelahiran hidup)
  2. Proporsi pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan (Nakes) terlatih
Goal 6 -Memerangi Hiv / Aids, Malaria, Dan Penyakit Menular Lainnya
  1. Prevalensi HIV/AIDS di kalangan ibu hamil yang berusia antara 15-24 tahun.
  2. Penggunaan kondom pada pemakai kontrasepsi.
  3. Penggunaan kondom pada hubungan sex ber-risiko tinggi. 
  4. Proporsi penduduk usia 15-24 tahun yang memiliki pengetahuan komprehensif mengenai HIV/AIDS. 
  5. Proporsi perempuan usia 14 – 49 tahun atau pasangannya yang menggunakan kontrasepsi berupa apapun. 
  6. Jumlah anak yatim/piatu karena HIV/AIDS. 
  7. Prevalensi kasus malaria (per 100.000 penduduk) 
  8. Angka kematian karena malaria (per 100.000 penduduk) 
  9. Proporsi penduduk di daerah beresiko malaria yang mengguna-kan cara pencegahan & penanganan malaria secara efektif. 
  10. Proporsi anak balita dengan gejala klinis malaria yang menerima obat anti malaria. 
  11. Proporsi anak balita tidur menggunakan  kelambu yang direndam insektisida. 
  12. Prevalensi Tuberculosis (per 100.000 penduduk) 
  13. Angka kematian karena Tuberculosis.
  14. DOTS (Direct Observed Treatment Short Courses)- Angka pene-muan penderita Tuberculosis BTA+ baru. 
  15. DOTS - Angka kesembuhan penderita Tuberculosis. 
Goal 7 - Memastikan Kelestarian Lingkungan Hidup
  1. Proporsi luas lahan yang tertutupi hutan.
  2. Rasio luas kawasan lindung terhadap luas daratan (untuk biological diversity). 
  3. Energi yang dipakai (setara dengan barel minyak per PDB). 
  4. Emisi Carbon Dioxide / CO2  (kg Per kapita).
  5. Konsumsi gas perusak Ozon-Chlorofluorocarbons/CFCs (ODP metric ton).
  6. Proporsi penduduk yang menggunakan Biomassa untuk memasak.
  7. Proporsi penduduk dengan akses terhadap sumber air minum yang terlindungi dan berkelanjutan.
  8. Proporsi penduduk dengan akses terhadap fasilitas sanitasi yang layak. 
  9. Proporsi rumah tangga dengan akses terhadap tempat tinggal tetap. 
  10. Proporsi rumah tangga dengan status rumah milik atau sewa.
  11. Proporsi rumah tangga dengan sertifikat kepemilikan tanah dari BPN.
Goal 8 - Kemitraan Global Untuk Kemitraan
  1. Netto Bantuan Pembangunan Ofisial (ODA/Official Development Assistance) dan total bagi negara-negara agak maju, sebagai persentase pendapatan kotor nasional dari donor Organisasi untuk Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan (OECD/Organization for Economic Co-operation and Development) atau Komite Bantuan Pembangunan (DAC/Development Assistance Committee).
  2. Proporsi semua kerjasama bilateral dan sektoral yang dialokasikan dalam ODA dari donor OECD / DAC pada pelayanan sosial dasar (pendidikan dasar, penanganan kesehatan dasar, gizi, air-bersih dan sanitasi).
  3. Proporsi kerjasama bilateral ODA dari donor OECD / DAC yang tidak-mengikat. 
  4. ODA yang diterima oleh negara-negara berkembang dengan wilayah tertutup sebagai proporsi pendapatan kotor nasionalnya. 
  5. ODA yang diterima oleh negara-negara berkembang dengan wilayah kepulauan kecil sebagai proporsi Pendapatan Brutto Nasionalnya.
  6. Proporsi jumlah impor negara maju (menurut nilai di luar senjata) dari negara-negara berkembang dan dari negara-negara agak maju, pembebasan perizinan & kewajiban-kewajiban.
  7. Tarif rata-rata yang dikenakan negara-negara maju terhadap produk-produk pertanian, tekstil dan pakaian dari negara-negara berkembang.
  8. Estimasi dukungan pertanian bagi negara-negara yang peserta OECD/DAC sebagai persentase Produk Domestik Brutto mereka
  9. Proporsi pemberian ODA untuk membantu kapasitas pengembangan perdagangan. 
  10. Jumlah negara-negara yang telah mencapai nilai ketetapan HIPC (Heavily Indebted Poor Countries/Negara-negara Miskin Penghutang Berat) dan jumlah yang mencapai nilai pelunasan HIPC mereka secara kumulatif
  11. Komitmen penghapusan hutang di bawah HIPC yang diinisiasi / diajukan. 
  12. Pelayanan hutang sebagai persentase ekspor dari barang-barang dan jasa-jasa. 
  13. Angka pengangguran kaum muda usia 15-24 menurut jenis kelamin dan jumlahnya. 
  14. Proporsi penduduk dengan akses untuk mengupayakan obat-obatan esensial secara terus-menerus / berkesinambungan. 
  15. Pelanggan saluran telephone dan sellular per 100 penduduk. 
  16. Penggunaan PC (Personal Computers) per 100 penduduk dan pengguna Internet per 100 penduduk.





Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by NewWpThemes | Blogger Theme by Lasantha - Premium Blogger Themes | New Blogger Themes